Senin, 19 Mei 2008

Contoh Surat Lamaran

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ida Ayu Agung Bhintari, A.Md.Adm
Tempat/Tanggal Lahir : Gianyar, 17 Maret 1985
Alamat : Br. Maspait, Ds. Keramas, Blahbatuh, Gianyar
Tlp. :(0361) 951 258, Hp. (0361) 852 5872

mengajukan surat lamaran pekerjaan di perusahaan yang Bapak Pimpin pada bagian Personal Admin, saya berharap agar dapat diterima sebagai karyawan di perusahaan yang Bapak Pimpin
Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan : 1. Daftar Riwayat Hidup
Demikianlah surat lamaran ini saya buat dan besar harapan saya untuk mengisi lowongan pekerjaan pada perusahaan yang Bapak Pimpin dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.


Hormat Saya

Ida Ayu Agung Bhintari, A.Md.Adm




DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ida Ayu Agung Bhintari, A.Md.Adm
Tempat/Tgl. Lahir : Gianyar, 17 Maret 1985
Alamat : Br. Maspait, Ds. Keramas, Blahbatuh, Gianyar - Bali
Telepon : (0361) – 951 258 Hp. (0361) 852 5872
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Hindu
Warga Negara : Indonesia

Pendidikan : 1991 – 1997
Sekolah Dasar (SD) 1997 – 2000
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) 2000 – 2003
Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) 2003 – 2006
Universitas Politeknik Negeri Bali

Pengalaman : Job Trainee di Hotel Griya Santrian bagian Accounting
Departemen Kasir Administrasi PT Wonokoyo Jaya Corp. ( 01 November 2006 – Sekarang)

Sabtu, 17 Mei 2008

cerpen

Kulangkahkan kakiku di koridor kelas. Beberapa siswa sudah menanti ruang kelasku. Kulihat Wilma duduk di bangku sebelah dimana aku biasa duduk.“Pagi Will…sorry ya kemarin aku…! Teet…Teet…Teet. Bel cempreng itu menghentikan kata-kataku. Aku mengernyitkan dahi,” kayaknya Wilma marah dan tidak memperdulikan kehadiranku. Ia beranjak meninggalkan kelas menuju lapangan.Upacara bendera, seperti senin-senin yang telah lewat. Aku pun bergegas, takut nanti dihardik Pak Narul yang suka keliling, nyuruh cepat-cepat baris. “Pagi Sya” kusapa Tasya di sebelahku. Dia diam saja.“Hai, Na,” Ana yang di depan aku juga diam saja saat kupanggil “Uuh mereka sok alim, mentang-mentang ada guru yang tugas di belakang,” “Aya mana ya? Kudengar suara Dini di depan “Telat kali, biasalah, tuh anak “Ayu menanggapi. “Hei…ini aku ada di belakang kalian…lihat ke belakang donk.”Menit-menit pun berlalu. Bu Fina pun masih bercuap-cuap ngasi amanat. Anak-anak biasanya suka ribut-ribut kalau amanatnya kelamaan.“Ada berita duka yang datang tadi pagi. “Kalimat ibu Fina menghentikan bisik-bisik dalam barisan. “Rekan kalian, Soraya, Kelas III IPS 4, Sabtu kemarin …”Eh ngapain tuh nama aku disebut.” Bisik-bisik yang tadinya tenang kembali terdengar. Ada apa salah seorang anak IPS 3 bertanya ke temannya, ternyata anak itu juga enggak mendengar apa yang disampaikan oleh Ibu Fina tadi. Soraya anak IPS 4 hari Sabtu kecelakaan, sekarang lagi koma,”What? Aku kecelakaan? Lagi koma? Yang bener saja. Terus sekarang aku ngapain ? Siapa sih yang ngasih berita ? Kelasku yang paling ribut.” Padahal petugas upacara lagi baca doa. Apalagi Wilma, dia sesegukan nangis.“Waktu itu Aya pulang sendiri…padahal hik…hik…”Wilma langsung histeris. Ia segera dibawa ke luar barisan. “Eh…IPS 4 nanti pulang sekolah kita ramai-ramai nengok Aya.” Ketua kelasku seperti biasa, ngasi perintah ke anak-anak.“Kasihan si Aya” Pantesan tadi pagi aku ingat dia.”“Hei …kalian ngapain, sih? Ini aku disini!” aku berteriak sekuat tenaga. “Ada apa sih? Aku enggak ingat kalau aku kecelakaan, apalagi ngerasain kalau sekarang lagi koma, yang aku tahu, sekarang aku di sini.”“Pulang sekolah anak-anak kelasku pada ngumpul di gerbang sekolah. Aku ikut juga. Biarin semua nyuekin aku, yang penting ikutan gabung, sekarang mereka ramai-ramai naik angkot. Ya udah aku ikut juga. Wuihh…gila semuanya kok pada bersahaja? Ouups, lupa! Mereka mau jenguk aku yang katanya lagi koma! Bener gak sich aku lagi koma? Terus sekarang aku lagi ngapain nih?Bau obat menyengat hidungku. Koridor rumah sakit lagi ramai. Gerombolanku berhenti di depan sebuah ruang. Ada tulisan ICU “lho kok ada mama? Mama ngapain disini? “Teman-temanku disuruh masuk satu persatu oleh suster yang jaga disana.“OH GOD…yang terbaring itu…aku? “Benar, itu aku, Ooow perban berdarah di kepalaku itu membuatku pusing. Tiba-tiba sekelebat bayangan melintas di memoriku. Mobil yang melaju kencang itu enggak mau memperlambat laju kendaraannya. Aku juga ingat waktu itu rasa sakit luar biasa kurasakan begitu bemper mobil itu menghantam tubuhku. Setelah itu aku tak ingat apa-apa lagi. Satu per satu teman-temanku masuk, mereka menatap tubuhku yang terbaring. Berbagai ekspresi kulihat di wajah mereka. Ada yang menggigit bibir” menahan tangis. Wilma malah menangis histeris.“Enggak enak sama mamanya, donk, Wilma.”Duh…mereka semua berduka, apa aku begitu berarti buat mereka? Ingin sekali kupeluk mama kala mengatakan ku tak apa-apa.Sekarang aku mengerti apa yang aku sedang alami. Oh Tuhan… sekarang aku pasrah kepada-Mu. Kutatap lekat tubuhku dari ujung kaki. Semuanya tetap sama. Tapi kenapa aku nggak terlihat ya? He… Aku tiba-tiba teringat sesuatu. Aku kan enggak kelihatan, tentu saja aku bisa cari tahu dan menyaksikan dengan kepalaku sendiri.Tanpa sungkan aku bergegas masuk kamar Dion. Dulu Dion pernah akrab denganku “Sorry Yon! Aku masuk ngak permisi dulu.” Kamar cowox ini masih seperti biasa. Berantakan. Mataku terpaku pada sosok di atas tempat tidur. Sosok yang akhir-akhir ini kurindukan sedang tidur. Oh…buka…matanya kemudian terbuka, menerawang apa yang ada di pikirannya? Tiba-tiba Dion bangkit dan segera menarik kursi di meja belajar. Dari tumpukan buku di sana, ditarik selembar foto. Aku mendekat itulah potret pacar terbarunya. Tiba-tiba aku terpaku, itu… foto aku sedang nyengir lebar di latar belakang gerbang SMU 3. Dion?! Aku nggak percaya.“Enggak tau kenapa akhir-akhir ini aku ingat kamu, Aya…aku kangen…”pelan aku mundur meninggalkan kamar itu. Aku harus segera ninggalin Dion.Tanpa sadar aku sudah berada dalam pekarangan luas sebuah rumah, perlu waktu beberapa detik untuk menemukan data di memoriku. Devan Prasetya, nama itu meluncur keluar dari mulutku. Sekali lagi tanpa permisi aku memasuki rumah itu. Aku tahu kamar Devan berada di lantai dua, aku segera melesat kesana dan menerobos masuk. Di sudut ruangan berdiri teman akrab Devan sekaligus teman sekelasku,” Devan lagi mikirin apa? Ko kelihatan suntuk banget!”“Ia kenapa, sih? Kayak orang lagi putus cinta aja?” Rupanya Hendri satu pikiran denganku.“Kasihan Aya Hen…Sampai sekarang belum sadar juga.”“Lo suka Aya, Van?”Deg-degan aku menanti percakapan mereka. Tapi Devan diam aja, tiba-tiba Devan ngaku kalo dia suka cewek pendiem seperti aku, yang jalannya suka nunduk itu, yang …Aku segera meninggalkan mereka.Tujuan akhirku. Rumah Wilma. Kulihat cewek mungil itu sedang asik bikin PR. Namun tiba-tiba ia berhenti menulis dan menegakkan badannya. “Aya…Aku merasa kamu hadir di sini, maafin aku hari sabtu itu. Cepat sembuh Aya. Kamu nggak tahu alangkah kehilangannya aku,” berangsur-angsur kutinggalkan rumah Wilma.“Tuhan, aku dapat banyak hikmah dari peristiwa ini.” Di rumah sakit kulihat mama tertidur di samping tempat tidurku.“Ma…Aya sayang mama,” kata-kata itu kubisikkan di telinganya. Ajaibnya mama terbangun dan kemudian mama terisak “Aya, mama sayang Aya,” Cepat sembuh sayang.”Tiba-tiba aku merasa ditarik magnet kuat,”Ya Tuhan apa yang terjadi?” Dengan cepat aku menyusup masuk ke badanku. Detak jantungku mulai kurasakan agak cepat. Aku melihat wajah-wajah orang yang aku sayangi.“Papa…Aya sadar, cepat panggil dokter!” Ku buka mataku silau, jantungku selalu berdenyut. Dokter datang bersama papa setengah berlari.“Mama Aya pusing.”“Buka matanya pelan-pelan Aya” dokter itu menginstruksikan. Pelan-pelan silau cahaya akrab di pupil mataku, kulihat wajah mama, papa dan dokter itu tersenyum.Ah… damainya…disayangi oleh orang-orang yang kita sayangi, makasih Tuhan, aku merasa punya nyawa kedua, mengetahui betapa kita disayangi sebagai sesuatu anugrah yang ternyata suatu keajaiban.

belajar ip

IP address (Internet Protocol) adalah alamat logika yang diberikan kepada perangkat jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP dimana protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN, WAN dan internet. IP address dibuat untuk mempermudah dalam pengaturan atau pemberian alamat pada perangkat jaringan agar perangkat tersebut dapat saling berkomunikasi. Seluruh perangkat jaringan memiliki MAC address (Media Access Control) yang berbeda-beda terdiri dari 12 digit bilangan hexadecimal (exm : 00:3f:1a:55:b4) yang dikeluarkan oleh masing-masing vendor.
Hal ini adalah sebagai interface atau media komunikasi antara NIC dengan PC dalam suatu jaringan yang bekerja pada layer 2 (datalink), namun MAC address tidak fleksibel jika digunakan sebagai alamat internet protocol, MAC address akan selalu berubah secara otomatis mengikuti perubahan atau pergantian NIC yang rusak, ini akan menimbulkan permasalahan dalam alamat logic, dengan diterapkannya IP address maka hal tersebut dapat diatasi, meskipun MAC address yang dimiliki NIC berubah dengan IP address yang sama tetap dapat digunakan pada seluruh NIC apapun jenis dan vendornya. Jadi penggunaan IP address memberikan kemudahan dalam network management system.(www.ilmukomputer.com)